Rempah Rumah Karya-Solo: Daur Ulang dan Terbentuknya Ruang


Secara administratif Rempah Rumah Karya termasuk wilayah Karanganyar, namun memang secara geografis begitu dekat dengan Solo karena merupakan daerah perbatasan. Sehingga banyak yang mengenal Rempah Rumah Karya berlokasi di Solo. Mungkin tak ada salahnya, toh Karanganyar juga dahulunya termasuk wilayah Karesidenan Surakarta yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Kota Solo itu sendiri.
Alamat: Belakang, Jl. Adi Sucipto No.56, Paulan Kulon, Paulan, Kec. Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57174
-----------------------------------------------------

"Arsitektur Daur Ulang", mungkin sudah menjadi salah satu topik yang selalu hangat dan melekat dengan dunia arsitektur dan pembangunan. Pasalnya, secara nyata proses pertumbuhan dan pembangunan oleh umat manusia memang telah banyak mengubah kondisi Bumi, salah satunya dengan menyebarnya sampah secara tak terkendali. Mulai dari limbah plastik, kaca, beton, hingga limbah besi yang tentu saja tidak mudah terurai secara alamiah dalam waktu singkat. Dalam teori, setidaknya ada 3 langkah untuk mengurangi dampak buruk dari kondisi ini yaitu; Reduce, Reuse, dan Recycle.

Berawal dari isu tersebut, banyak arsitek yang menjadikannya batu loncatan untuk membuat inovasi dalam membangun dengan cara reuse (menggunakan ulang) material-material bekas yang dijadikan bagian dari sebuah bangunan. Nah, Rempah Rumah Karya adalah salah satu bukti bahwa arsitektur daur ulang adalah suatu hal yang mungkin untuk dilakukan dan menarik.
Rempah mengandung arti Remukan Sampah. Bangunan ini terwujud karena ada kebutuhan akan gudang baru untuk menyimpan sisa-sisa pembangunan dan produksi kayu yang dikumpulkan oleh Paulus Mintarga. Isi gudang lama ini ternyata memiliki potensi untuk dimanfaatkan. "Dari membutuhkan ruang kemudian berubah menjadi membentuk ruang".  
- Paulus Mintarga, via Indesignlive

Sisa-sisa material bangunan yang awalnya terabaikan di gudang, dirangkai. Mulai dari potongan kayu, lembaran anyaman bambu, jaring besi, hingga sisa-sisa pecahan beton, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya tersusun secara harmonis dan berhasil menciptakan suasana baru di sebuah workshop. Kini, di REMPAH Rumah Karya ini selain fungsinya sebagai workshop, juga sangat layak untuk dijadikan objek studi, pameran, riset, dan lainnya.

Pada suatu kesempatan di tahun 2017, tempat ini juga menjadi workshop SETON (Sekolah Tukang) yang mempelajari kretifitas tukang-tukang tradisional dalam membangun. Salah satunya mempelajari sambungan-sambungan kayu yang tidak menggunakan baut atau bantuan logam, tetapi benar-benar rangkaian kayu dengan kayu.
Di Rempah Rumah Karya, beraneka ragam material bersatu-padu. Jika diperhatikan memang potongan-potongan kecil, namun dengan rangkaian yang baik ruang tetap nyaman dan tidak bocor saat hujan sehingga beresiko basah saat bekerja di workshop.

Dengan penggunaan kembali material-material limbah seperti ini, tentunya  diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang terabaikan di muka bumi yang banyak menimbulkan masalah boros energi, aliran air yang macet (tersumbat) sehingga memicu banjir, sampai dengan masalah global warming.

Detail Rempah yang terdiri dari beberapa blok masa bangunan, menciptakan kesan yang khas di masing-masing space (ruang) yang ada. Ini berkat keanekaragaman material yang menjadi tekstur yang indah, bau-bauan kayu yang khas, hingga rongga antara serpihan material menimbulkan variasi cahaya matahari yang masuk dalam ruang dengan "wah". Suasana bangunan daur ulang ini juga dipadukan dengan tumbuh-tumbuhan rambat dan tanaman bunga yang membuat nuansa menjadi lebih asri. Sangat Menarik. 

Comments

  1. Keren betul, menarik. Sepertinya itu kebanyakan limbah kayu ya kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya benar, walaupun yang lain juga banyak. seperti baja rangka atap.
      Terimakasih sudah berkunjung. :)

      Delete
  2. Replies
    1. Hahaha,
      Saya juga punya sisi yang fiksi. Suka sekali malah.
      Tapi karena memang di blog ini adalah project untuk bisa mengulik banyak hal tentang dunia arsitektur, jadilah seperti ini. Moga menginspirasi.
      .
      Terimakasih sudah berkunjung. :)

      Delete
  3. Keren... Saya juga masih ragu nulis non fiksi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sudah berkunjung, Ayah Jesi ^^
      .
      Ya, memang setiap orang punya pilihan dan ciri khas masing-masing.
      Saya juga (aslinya) punya sisi fiksi, yang sering saya tuangkan di media lain. Tapi kali ini sedang mencoba "nyeriusin" yang satu ini, dengan harapan bisa bermanfaat buat dunia arsitektur & bangunan :)

      Delete
  4. Keren bgt, arsitek adl cita2ku yg terpendam 😡

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih.. ^^
      moga arsilogi bisa memberi banyak inspirasi walau tanpa jadi arsitek sebelumnya. Terimakasi sudah berkunjung :)

      Delete
  5. keren ... udah kayak websitenya berita2 online nih Pak guru ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, terimakasih LUTFI YULIANTO. Memang dibangun untuk ke arah sana. Mohon dukungannya semoga kedepan web ini semakin besar dan tambah manfaat.
      .
      Terimakasih sudah berkunjung! ^^

      Delete
  6. Kalau boleh tahu, tanaman yang digunakan di situ apakah termasuk tanaman produktif? Kira-kira tanaman apa saja ya yang ditanam di situ? Terima kasih!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Menghitung Estimasi Kebutuhan Air Bersih pada Gedung Bertingkat Banyak

Sekilas tentang Vidya Spaey, Arsitek Perempuan Indonesia yang Mendunia

Rumah Semilir [House Design]