Arsitek si Penghancur; Sebuah Telaah Ayat Quran

Arsitektur adalah seni untuk berimaji tentang membangun. Dalam artian luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk.

Namun jika kita renungi, sebenarnya arsitektur adalah bagian dari keilmuan manusia yang bagaikan pisau bermata dua. Bisa begitu bermanfaat namun pula membawa risiko yang besar untuk kehidupan manusia itu sendiri. Terlebih, jika kita renungi ayat-ayat Al-qur'an yang menyinggung tentang dunia arsitektur maka banyak kita temui keahlian membangun umat-umat terdahulu adalah salah satu faktor besar mereka Allah hancurkan.

Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (Q.S. Al-A’raaf : 74)
Mendirikan istana-istana, dan keahlian memahat dan membuat ruang di dataran yang terjal sudah menjadi karuna yang begitu besar yang Allah berikan kepada umat terdahulu, namun bersamaan dengan itu pula Allah ingatkan untuk tidak berbuat kerusakan. Artinya, dalam keahlian dan keilmuan tersebut sudah pasti jika disalah gunakan akan membawa malapetaka itu sendiri. Allah sudah mengingatkan, Allah yang Maha Mengetahui segalanya.

Lantas, apa contohnya dalam sejarah manusia?
Salah satu contoh kerusakan yang melibatkan arsitektur adalah apa yang dilakukan Fir'aun yang congkak dan mengaku tuhan pada masanya. Pada zaman itu, Mesir dan Fir'aun diberi kemampuan yang begitu luar biasa dalam membangun. Bahkan peninggalannya pun masih bisa kita jumpai hari ini sebagai salah satu keajaiban dunia. Sayang seribu sayang, kehebatan yang diberi justru membawa malapetaka karena diselimuti kekufuran.

Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka hai Haman bakarlah untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta." (Q.S. Al-Qashash : 38)
Akhirul kalam, maka jadilah arsitek yang memiliki budi pekerti layaknya Nabi Sulaiman, dengan segala karunia dan keagungan istananya, namun tak sedikitpun membuatnya sombong dan justru digunakannya untuk menyeru Balqis kembali ke jalan yang lurus. Bukan seperti Fir'aun dan Haman yang salah jalan, jalan terjebak proyek-proyek yang mengeksploitasi bumi tanpa ampun. Jangan menjadi sombong nan serakah.   (/wir)

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menghitung Estimasi Kebutuhan Air Bersih pada Gedung Bertingkat Banyak

Rumah Semilir [House Design]